Berziarah ke Makam Sunan Pandanaran

0 Comments


Makam Sunan Pandanaran ini terletak di kelurahan Paseban, kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Jarak rumah saya dengan komplek Makam Sunan Pandanaran tidak terlalu jauh, karena dengan mengendarai sepeda motor hanya dalam waktu kurang lebih 25 menit saya bisa sampai di lokasi ini. Saya senang melakukan meditasi di atas bukit, tempat ini merupakan salah satu lokasi yang cukup menarik untuk saya kunjungi. Selain tempatnya tenang dan teduh, tak jauh dari lokasi makam terdapat suatu perbukitan yang nyaman untuk melakukan meditasi.

Sebagian orang mengunjungi Makam Sunan Pandanaran untuk  permohonan tertentu misalnya, meminta kekayaan dan meminta kesuksesan. Meskipun demikian banyak juga pengunjung yang datang untuk sekedar melihat-lihat. Meskipun tempatnya tenang dan teduh tetapi saya merasa tidak nyaman untuk bermeditasi di sini. Ketika memasuki bagian dalam dari bangunan makam ini, suasananya cukup gelap dan saya merasakan suasana  mistik tempat ini  lebih menonjol dari pada rasa khusuk dan tenang. Banyak peziarah yang berdoa di makam ini, saya tidak tahu apa yang mereka mohonkan. Saya tidak berani memotret karena takut mengganggu ritual mereka. Di area makam ini juga terdapat beberapa deretan makam tua namun saya kurang memperhatikannya. Setiap memasuki bangunan makam saya harus melepas alas kaki dan bersikap tenang. Cukup lelah juga berziarah di Makam ini karena terletak di atas bukit dan kita harus menapaki anak tangga yang jumlahnya ratusan. Entah mengapa udara yang saya hirup tidak sesegar saat berada di atas bukit tempat saya biasa bermeditasi, meskipun makam  ini juga berada di atas bukit yang hijau dan teduh, mungkin karena perasaan saya yang kurang nyaman berada di makam. Perasaan tidak nyaman yang saya rasakan saat berada di Makam ini mungkin karena yang ada dipikiran saya makam itu identik dengan tempat-tempat keramat. Saya tidak begitu suka dengan yang namanya makam, tetapi saya sangat menghargai Makam Sunan Pandanaran sebagai  peninggalan bersejarah.

Sunan Pandanaran dulunya adalah seorang bupati bernama Ki Ageng Pandanaran yang sebelumnya bernama Ki ageng Tembayat. Pada awalnya dia seorang bupati yang mementingkan dirinya sendiri, hidup kikir dan bermewah-mewahan, sampai akhirnya ia bertobat dan menjadi seorang bupati yang sakti, mengetahui kesulitan hidup yang diderita oleh rakyatnya sehingga dikagumi dan dipatuhi. Makam yang terletak di sebelah selatan Ibu Kota Klaten ini memiliki ciri khas arsitektur gapura jaman kerajaan Majapahit. Gerbang gapuranya berbentuk candi dengan susunan balok batu dan ukiran yang khas, di dekat gapura juga diletakkan dua buah gentong air yang terdapat ukiran naganya juga beberapa gelas. Gentong air ini diberi nama gentong Sinogo, semua pengunjung boleh minum air dalam gentong ini sebagai pelepas dahaga.

Itulah pengalaman saya berkunjung ke Makam Sunan Pandanaran, meskipun terkesan mistik dan membuat saya kurang nyaman tetapi saya bangga dan mengagumi peninggalan dari budaya nenek moyang kita ini.




You may also like

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.