Memotret Narasi Transformatif

0 Comments
(hasil meresume bacaan)

Narasi transformatif untuk anak, kita seringkali mengabaikan atau mungkin memang tidak mengerti atau barangkali benar-benar tidak tahu bahwa yang selama ini diberikan pada anak-anak, dalam hal kasih, penerimaan, penempatan, pembelajaran itu tidaklah tepat/benar. Kita seringkali memakai kaca mata/pemahaman yang dangkal untuk memberikan semua itu pada anak. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya kepedulian, kurang memahami, tidak menganggap sebagai sesuatu yang penting/serius atau bahkan karena situasi, maka sebagai sumber sang pembelajar dan pendidik justru saling mengandalkan/melimpahkan tanggungjawabnya. Masing-masing lupa/mengingkari tanggung jawabnya sebagai orang yang  telah berjanji dan berkewajiban menjadi pendidik. Keberadaan anak kurang dianggap dan diterima dengan banyak alasan untuk kenyaman diri.

Sebagai orang tua dan pendidik selalu menekankan hidup beriman kepada Tuhan, tetapi tidak bisa membawa diri dan memberi diri sehingga anak dapat nyaman dan percaya.  Dasar kepercayaan anak kepada Tuhan akan tumbuh saat mereka bisa merasa nyaman dan bisa memiliki kepercayaan pada orang-orang disekitarnya. Sedangkan selama yang diberikan justru sebaliknya, yaitu tekanan melalui ancaman fisik dan emosi. Tidak adanya penerimaan tanpa syarat dan jawaban atas setiap pertanyaan, permasalahan yang dihadapi oleh anak, maka akan menimbulkan rasa keterasingan bagi mereka.

Untuk dapat menghindari hal-hal buruk di atas, maka narasi transformatif dalam pembelajaran yang berdasarkan alkitab sebagai dasar kehidupan yang tepat dan utuh harus diterapkan. Dengan narasi transformatif yang digunakan, maka akan ditemukan pola mengajar yang dapat memberikan jawaban kepada pertanyaan dan permasalahan yang dihadapi anak secara utuh. Dengan ini akan bisa diberikan jawaban yang tepat yang berasal dari realitas Ilahi yang dinyatakan secara konkret.
Melalui narasi transformatif dengan memilih model narasi yang tepat sesuai konteks /situasi yang terjadi maka akan dapat dipahami dengan mudah dan benar oleh anak, sehingga pembelajaran yang baik, penuh kasih dan penerimaan ini akan dapat mewujudkan Firman yang hidup dan menghidupkan itu menjadi bermakna.


Pembelajaran melalui narasi transformatif yang tepat dan didukung dengan fasilitas dan suasana pembelajaran yang baik, nyaman sarat kasih, tidak menghakimi, tidak penuh tekanan dan sarat penerimaan akan menghasilkan didikkan yang baik. Oleh karena harus jeli dalam memilih model narasi transformatif yang tepat serta hal-hal lain yang akan mendukung dengan baik dan positif dalam pembelajaran tersebut, sehingga semuanya dapat diberikan dan dapat dipertanggungjawabkan.



You may also like

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.