MERANGKAI CERITA MENUJU CITA

0 Comments


Inilah kami mahasiswa/mahasiswi Teologi Universitas Kristen Duta Wacana angkatan 2014 yang menjadi pemeran dalam derama klasikal "Merangkai Cerita Menuju Cita"  pada Malam Fakultas penyambutan/ penyerahan almamater angktatan 2015...
Selayang pandang kehidupan berelasi di asrama saya tuangkan dalam drama ini. Pada kesempatan ini saya tidak memainkan peran sebagai tokoh-tokoh yang ada didalamnya meskipun sebenarnya saya cukup senang akting hehehe, sehingga teman-teman saya-lah  yang menjadi tokoh pemeran akting (karena setelah saya renungkan mereka lebih jago memainkan peran, dan jika hanya saya yang memerankannya tentunya tidak mungkin xixixi). Ya menjadi narator dalam pagelaran ini pun bagi saya cukup menyenangkan (narator yang merangkap jadi sutradara nyahaha gaya dikitlah ya).
Drama ini cukup sukses menghibur penonton (iya jelaslah... karena para tokoh-tokoh pemeran akting nya yang luar biasa dan naratornya yang kece pula wkwkwk) yang so pastinya mereka memerankan setiap peran yang diberikan dengan penuh ketulusan sehingga pementasan drama ini bisa sukses terealisasikan... Dan hidupnya derama klasikal ini pun tentunya tidak terlepas pula dari jasa pemain musik nan sabar yang mengerti keinginan, maksud dan tujuan dari si sutradara qiqiqiqi... Terimakasih teman-teman...
Kalian adalah pribadi-pribadi sederhana yang luar biasa. Terimakasih telah hadir dalam hidupku, mengisi kenangan dari seperjalanan ini dan yang akan datang. 
-----------------------------------

Instrumen Musik menghentak mengawali sebagai pembuka (narator membaca dengan semangat dan intonasi keras) “MERANGKAI CERITA MENUJU CITA”.
1.      Masa Anak-anak Group A (5 orang)
Ø  Instrumen Musik Pelan
Ø  Beberapa personal keluar ‘Group A’ menari penuh tawa.
-          Kostum dan gaya atau berpenampilan seperti anak-anak, misalnya rabut di kucir dua.
Ø  Narator + Musik Ceria
Masa anak-anak penuh surga dan manja, ceria dan tawa. Selamat tinggal masa polos tanpa dosa, masa Tulus tanpa prasangka.

2.      Masa Remaja Group B (5 orang)
Ø  Instrumen Musik Mulai  menghentak lagi
Ø  Group A kembali masuk (menghilang ke belakang layar).
Ø  Group B dengan gaya tetap ceria dan lincah keluar menuju panggung menggantikan posisi Group A.
-          Kostum dan gaya ABG.
Ø  Instrumen musik mulai memelan namun tetap ceria ( diiringi dengan Pembacaan Narator)
Masa remaja penuh warna; Ingin tahu dan bimbang. Inilah mereka mulai merasakan getaran-getaran cinta, Singkat tapi nikmat itulah yang dirasa.
Selamat tinggal masa remaja kini kusongson masa terindah itu ‘Masa SMA’.

3.      Masa SMA Group C (5 orang)
Ø  Instrumen Musik lagu-lagu cinta mengiringi
Ø  Group B mulai masuk (menghilang ke belakang layar)
Ø  Dan disusul dengan Group C yang mulai keluar menuju panggung.
-          Berpenampilan Gaul dan keren, tetapi dengan dandanan yang tetap imute.
Ø  Instrumen musik melembut (diiringi dengan Pembacaan Narator)
“Masa Indah Emasku... Penuh warna baru... Cinta... Cinta Menggebu... Cetar membahana... Penuh Romansa” OH...berlalu juga masa Indah Emasku...

4.      Masa Menjelang Manusia Dewasa Group D (7 orang)
Ø  Instrumen Musik masih tetap lembut mengiringi masuknya Group C (menghilang ke beakang layar)
Ø  Dan keluarnya Group D ke atas panggung
-KOSTUM MAHASISWA :
1. Ada yang berpenampilan serius memakai kacamata,
2. Ada yang membawa buku,
3. ada yang bergaya playboy, centil, judes, lembut, dan ramah.
(Dalam pemeranan ini diharapka setiap tokoh menonjokan karakternya)
Ø  Pembacaan Narator di akhiri dengan Instrumen musik yang Menghentak
Inilah dia... Masa menjelang manusia Dewasa.
Ø  Setelah semua tokoh masuk dan berpose acting Narator mulai membacakan lagi narasinya dengan diiringi instrumen yang lembut dan perlahan semakin mencekam diakhiri dengan Instrumen Hentakan yang mengakhiri pembacaan narasi.
Pergumulan, perjuangan jungkir balik, kadang nyungsep...
Cinta, Emosional, Konyol tak masuk akal...
Baik, Culas!, Tulus, Penuh Empati, Tak Peduli, dengan hati dan hanya basa-basi...
Bertanggungjawab dan harga diri lebih membungkus dan mewarnai...
Ø  Setelah selesai pembacaan narasi Group D masuk (menghilang ke beakang layar)  
Ø  (8 orang) Group E keluar keatas panggung menampikan suasana Asrama UKDW
-Berpenampilan atau berekspresi layaknya saat berada di asrama
-tiap tokoh masuk satu persatu dan menempati posisinya lalu menjadi patung
Ø  Masih dengan iringan Instrumen Musik narator membacakan narasinya
Dan .... inilah bagian dari sudut dunia... sekelompok anak manusia dalam dunia yang penuh cita, cinta dan panggung sandiwara...
Manusia-manusia pilihan Hyang Widi Wasa... Tuhan penuh kuasa dan maha cinta... Mahasiswa/wi Duta Wacana dalam binaan, tempaan, dan pingitan AASSRRRAAAAMMMMAAA...
Inilah mereka... Wajah-Wajah pilihan Allah... Anak-anak istimewa pilihan Tuhan... Dengan komitmen dan sejuta pertanyaan... Berjuang, Bergumul, dengan cita dan cinta...
Nafsu dunia dan pangiilan Jiwa...
            Dunia adalah panggung sandiwara... Tiap pribadi pemeran dan sutradaranya...Asrama Duta Wacana adalah panggung kecil dari pentas dunia...
Ø  Para Tokoh atau Karakter mulai memainkan perannya.
Ada semangat dan cinta disana (menunjukan ekspresi yang bersemangat),Ada saling sayang dan kerjasama (memerankan bersih-bersih lantai),Ada saling peduli dan mengingatkan (salah satu tokoh berteriak memanggil teman-temannya untuk ikut ibadah pagi).
Ø  Setelah memainkan perannya setiap tokoh kembali memainkan perannya namun secara bersama-sama menunjukkan sikap-sikap positif kehidupan berasrama.
Empaty... Berbagi.... yang buruk biarlah tetap tersembunyi ditempat sampah asrama!!! Mari kita melihat dan tampilkan yang baik-baik saja...  
Karena diluarsana mereka melihat kami (musik menghentak sejenak lalu pelan lagi) adalah jelmaan para malaikat... yang tak pernah menjilat dan berkianat... Saling sikut dan sikat... bersungut dan berdebat...
Ø  Group E masuk (menghilang ke belakang layar)
Ø  Instrumen Musik Syahdu Mulai Mengiringi
Ohhh.... benar-benar luarbiasa dan hebat!!! Dunia Asrama Pelabuhan sementara Insan penuh ragam dan Warna... Bahagia dan tawa... Persahabatan... Percintaan yang mengharu biru... Getaran Bahagia dan Tangisan Sendu... Cinta oh Cinta...

CINTA INSAN ASRAMA (11 orang)
            (F dan G keluar (memasuki panggung) panggung dari arah yang berlawanan)
Gadis manis briliant harta gereja... jatuh hati pada pemuda bersahaja kelas ‘SSS’ Sangat Sederhana Sekali... Tapi itulah cinta... Sangat Mengejutkan dan penuh misteri... ( F dan G memainkan peran layaknya  sepasang kekasih)
            Sangat kejam bagi yang tak mengerti dan tak sudi memahami...(tokoh pemeran kepala sinode masuk dengan menggunakan jas dan bermuka sangar, menghampiri F dan G memainkan peran sebagai sosok yang melarang mereka untuk bersama) Tuhan yang memberi rasa... Tuhan yang ciptakan cinta... Tapi... Kenapa Sinode yang membatasi... Harusnya Simpati... Jadi intimidasi...Cita harusnya mendukung cinta... Cinta harusnya memperkuat cita... semuanya masih gelap penuh tanya? (F, G dan kepala sinode satu persatu meninggalkan panggung sembunyi di belakang layar)Lembaga OH Lembaga jangan menjadi hakim dan dewa...

            (H dan J keluar memasuki panggung layaknya sepasang kekasih dengan roman yang bahagia) sabarlah wahai sahabat... Badai pasti berlalu... Diantara situasi yang kejam tetap ada “keajaiban”... Beda tapi bisa... (ketua sinode yang lain masuk ke atas panggung menghampiri H dan J dengan wajah yang bersahabat seolah-olah bercengkrama dan merangkul pundak mereka berdua menggambarkan bahwa ia tidak mempermasalahkan hubungan mereka)Lembaga tak selalu menonjolkan kuasa... Ada juga yang punya hati dan mengerti... disini Cinta bisa terus bersemi...Merangkai Cinta menuju Cita... Jangan terlena dengan anugerah surga dunia... Tetaplah Cinta mendukung Cita... Tiap bagian kita memang tak sama karena ini dunia bukan surga. (H, J dan ketua sinode meninggalkan panggung).
           
            (M dan N keluar menuju panggung dengan arah yang belawanan dan langkah yang perlahan) yang sendiri jangan kecil hati.... Cinta dan Cita harus tetap ada... disepanjang jalanmu akan temukan pujaan hati...(M dan N saing menatap dengan tatap penuh misteri) Waktu untuk mencinta adalah misteri...

            (O, X, Z keluar menuju panggung dari berbagai arah yang berbeda. O dengan ekspresi yang menunjukan kekecewaan hati bergestur galau, X keluar dengan melihat foto yang ada ditangannya menatap foto itu merobek lalu membuangnya, Z keluar dengan ekspresi gestur yang menunjukan tangisan akibat kekecewaan mendalam) yang patah hati dan terluka... Putus Asa adalah bodoh... Menyendiri tak perlu terjadi... Jangan korbankan hati... Jangan korbannkan diri... Itu sia-sia.. (O, X, Z saling mendekat bergandengan tangan dengan wajah yang memancarkan kebahagiaan dan pergi meninggalkan panggung) Karena sejuta cinta itu ada menanti disana...

            (SEMUA ANGKATAN 2014 TERKECUALI PEMUSIK DAN NARATOR KELUAR MEMASUKI PANGGUNG)
            Tetap ceria dan gapai cita... panggung sandiwara dunia tetap ada... Naik dan menarilah disana... Cinta tamat bukan berarti kiamat!!!... Hanya awal terus mencari hikmat...

            Inilah suntingan derama kehidupan Panggung Kecil asrama Duta Wacana... Mari terus berpentas merangkai Cinta... Menuju Cita Harapan kita... Dengan harmoni yang terus kita mainkan Indah di Asrama.

Kawan dengarlahYang akan aku katakanTentang dirimuSetelah selama iniTernyata kepalamuAkan selalu botakEh, Kamu kaya gorila

Cobalah kamu ngacaItu bibir balapanDari pada gigi luKayak kelinciYang ini udah gendutSuka marah-marahKau cacing kepanasanTapi ku tak perduliKau selalu di hati

Reff:Kamu sangat berartiIstimewa di hatiSelamanya rasa iniJika tua nantiKita t'lah hidup masing-masingIngatlah hari ini

Ketika kesepian menyerang dirikuGak enak badan resah tak menentuKu tahu satu cara sembuhkan dirikuIngat teman-temanku

Don't you worry just be happyTemanmu di sini




You may also like

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.